Selasa, 07 Februari 2017

Perahu Kertas Keajaiban.



Aku raih selembar kertas 
Aku lipat dan terus melipat 
Jemariku menari seperti balerina
Membentuk sudut demi sudut

Kutarik sudut terakhir
Kurentangkan perlahan.
Lalu terbentuklah sebuah perahu kertas
Kunamai itu Perahu keajaiban.

Sejak awal kamu tahu, aku sangat menyukai perahu kertas. Kamu pun tahu mengapa aku suka perahu kertas. Aku suka filosofi dibalik sebuah perahu kertas, akan sebuah harapan yang entah akan dibawa kemana, yang hanya dengan sedikit hentakan angin dia akan bergerak menuju cita-citanya. Meskipun dia menyakini bahwa itu tak mungkin tapi dia yakin dan ingat jika ini semua harus tercapai.

Lalu masalahnya dibalik perahu kertasku, aku selalu melihat sosok dirimu yang dulu selalu membuatkanku perahu kertas. Dengan selembar kecil struk nota pun, kamu begitu sabarnya membentuknya menjadi sebuah perahu kertas. Kamu dengan kejenuhanmu merangkai kertas yang sudah aku buang menjadi sebuah perahu kertas. Lalu diberikanlah perahu itu padaku, aku goreskan sedikit tinta bertuliskan namaku di perahu itu. Dengan ketidak acuhanku, ku taruh saja perahu itu dilantai. Namun saat kita akan beranjak pergi, tak sengaja aku melihat kau memungut perahu kertas itu lalu kau simpan hingga...........

Hingga aku tidak tahu bagaimana kabar perahu kertasku, yang kutahu kamu tetap menyimpannya. Meski dulu aku pernah bilang kalau di perahu kertas itu bertuliskan namaku,
tapi kamu tetap saja menyimpannya. Bolehkah aku merasakan perasaanku yang berbunga saat itu ? Sebuah keajaiban aku bisa mengobati lukamu cuma dengan perantara "Perahu Kertas". Namun sayang, perasaan ku tidak bertahan lama, perasaanku dihancurkan oleh kedatangan masa lalumu. Apa benar perasaanku hanya kamu buat sebagai tempat perlabuhan kejenuhanmu ? Aku tidak tahu bagaimana perahu kertas keajaibanku berubah menjadi perahu kertas kejenuhanmu.

Hai Perahu kertas keajaibanku.
Terimakasih pernah membawaku pada satu pelabuhan hati.
Terimakasih telah mendatangkan dia, yang kau tahu itu tidak mungkin.
Dan terimakasih karena mengingatkan jika dia bukan pelabuhan terakhirku.