Sabtu, 21 Januari 2017

Menenangkanmu tidak berarti memenangkanmu.

Akulah yang selalu ada disaat kau ingin bercerita akan keluh kesah mu yang kau alami seharian ini.
Akulah yang selalu khawatir akan ketidak stabilan kesehatan mu akhir-akhir ini.
Akulah yang selalu berada disisimu saat kau demam tinggi.
Akulah yang menenangkanmu tapi mengapa dia yang memenangkanmu?
Kau terlalu dalam masuk pada hatiku.
Tapi Aku ?
Apakah ada aku dihatimu ?
Aku tahu ada namaku disetiap degupmu, kecil redup, namun ada.
Seberapa hebat dirimu hingga membuat tetes demi tetes mengalir dipipiku.
Seberapa kuat dirimu hingga genggamanmu enggan untuk kulepas
Seberapa pintar dirimu meninggalkanku tanpa meninggalkan jejak sedikitpun.
Kau hebat sungguh hebat.
Isyarat itu...
Hanya Isyarat-isyarat itulah satu-satunya petunjuk tentangmu.
Kau berubah.
Semakin hari, kita semakin tidak saling mengerti.
Karena kau memilih untuk sulit dimengerti.
Sayangnya semua itu karena dia telah memenangkanmu.
Aku tersingkir oleh keindahan dia.
Apalah dayaku yang hanya mengandalkan ketulusan hati.
Terimakasih untuk mu karena telah menorehkan cinta dan luka dihatiku.
Jangan khawatirkanku, karena saat ini akan aku pakai kembali topeng senyumku. 

Tidak ada komentar: